Statistik dan Fakta Endometriosis diderita sekitar 176 juta wanita di seluruh dunia tanpa memandang etnis maupun latar belakang sosial. Banyak penderita yang belum terdiagnosa dan belum tertangani.1 Apa itu Endometriosis? Endometriosis merupakan keberadaan jaringan endometrial di luar uterus, yang menginduksi suatu reaksi inflamasi yang kronis. Penyakit yang dipengaruhi estrogen ini sebagian besar dijumpai pada wanita dalam usia reproduktif, and secara umum dapat menghilang ketika memasuki tahap menopause, kecuali pada wanita yang menggunakan terapi post-menopause. Gejala-gejala yang menyertai penyakit ini dapat mempengaruhi kondisi fisik, mental dan kesejahteraan sosial secara umum.2,3 Endometriosis juga ditemukan sebagai salah satu kondisi yang dapat menyebabkan dismenore sekunder.3 Dismenore merupakan istilah medis untuk nyeri yang dirasakan pada saat menstruasi. Dismenore sekunder dapat disebabkan oleh gangguan sistem reproduktif. Apa saja gejala-gejala dari Endometriosis? Gejala endometriosis yang paling umum adalah rasa sakit pada perut bagian bawah atau pelvis, atau punggung bagian bawah, terutama selama menstruasi. Tingkat nyeri yang dirasakan tidak bergantung pada berapa banyak endometriosis yang dialami. Beberapa wanita tidak mengalami nyeri, walaupun mereka memiliki banyak endometriosis. Sebaliknya, beberapa wanita mengalami nyeri berat walaupun mereka hanya memiliki sedikit pertumbuhan endometriosis.4 Beberapa gejala endometriosis meliputi:
Endometriosis tanpa gejala juga mungkin terjadi. Beberapa wanita dengan endometriosis pada pelvis dalam jumlah besar dapat tidak merasakan nyeri, sementara wanita dengan endometriosis yang lebih ringan dapat merasakan nyeri yang berat. 4,5 Bagaimana mendeteksi Endometriosis? Untuk mendeteksi endometriosis, paramedis akan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk pemeriksaan pelvis. Uji yang dilakukan untuk mendiagnosa endometriosis meliputi:
Laparoscopy disarankan untuk diagnosis dan penanganan apabila nyeri pelvis tetap ada, bahkan setelah terapi dengan pil KB dan obat pereda nyeri.4,5 Aoa saja risiko dan komplikasi dari Endometriosis? Endometriosis dapat menyebabkan kemandulan, terutama pada penderita yang mengalami endometriosis ringan. Komplikasi lain dari endometriosis meliputi 5:
Bagaimana mencegah Endometriosis? Tidak ada cara yang pasti untuk menurunkan resiko endometriosis. Namun, menurunkan kadar estrogen dalam tubuh dapat membentu mencegah endometriosis, karena estrogen terlibat dalam penebalan dinding uterus selama siklus menstruasi.4 Beberapa cara untuk menjaga kadar estrrogen tetap rendah meliputi 4:
Pil KB juga dapat membantu mencegah atau memperlambat perkembangan endometriosis.5 Bagaimana mengobati Endometriosis? Pengobatan endometriosis dapat meliputi pengobatan nyeri, terapi hormon dan pembedahan. Pengobatan nyeri dapat bekerja dengan baik untuk mengurangi nyeri ringan. Antiinflamasi non-steroid (NSAIDs) merupakan pereda nyeri yang umum digunakan untuk menangani endometriosis. NSAIDs bekerja mengatasi iinflamasi yang disebabkan endometriosis, sehingga dapat meringankan nyeri yang dialami. Opioid merupakan pereda nyeri yang lebih kuat, apabila pereda nyeri lainnya tidak dapat mengatasi nyeri. Bukti efektivitas obat-obat tersebut dalam mengatasi nyeri karena endometriosis masih terbatas.6 Dokter akan merekomendasikan pengobatan hormonal untuk mengatasi endometriosis, apabila obat pereda nyeri tidak dapat mengurangi rasa sakit. Hanya wanita yang tidak sedang merencanakan kehamilan dapat mengkonsumsi obat-obat ini. Terapi hormon sangat baik bagi wanita dengan pertumbuhan endometriosis yang rendah.Hormon yang umumnya digunakan meliputi 4,5:
Dismeno Dismeno yang mengandung DLBS1442 yang dikembangkan dari Phaleria macrocarpa, bekerja dengan meregulasi reseptor estrogen dan progesteron, menurunkan regulasi gen inflamasi dan mencegah proliferasi pada jaringan endometriosis, yang secara efektif dapat mengatasi endometriosis.7 Dismeno juga dapat mengurangi nyeri yang ditimbulkan endometriosis (dismenore).
Sumber
DLBS1442 adalah Fraksi Bioaktif yang diekstrak dari tanaman asli Indonesia, Phaleria macrocarpa. Mekanisme molekular DLBS1442 pada reseptor-reseptor hormon telah diselidiki. Efek DLBS1442 diuji menggunakan RL 95-2, susunan sel karsinoma endometrium dari RNA total diisolasi untuk pengamatan respon terhadap gen reseptor estrogen dan progesteron. DLBS1442 memiliki kemampuan dalam mengatur penurunan ekspresi gen reseptor estrogen dan di sisi lain, mengatur peningkatan ekspresi gen reseptor progesteron. DLBS1442 juga telah dibuktikan secara pra-klinis memiliki efek antiinflamasi, induksi apoptosis, dan antiangiogenesis. DLBS1442 memberikan efek antiinflamasi melalui penghambatan selektif COX-2, enzim sintesis prostaglandin yang dapat diinduksi, serta cPLA2. Dengan demikian, melalui penghambatan cPLA2 dan COX-2 dalam mensintesis prostaglandin, dan melalui penghambatan proliferasi jaringan endometrium, DLBS1442 dapat mengurangi nyeri saat menstruasi. DLBS1442 juga diuji secara klinis untuk membuktikan efektivitas dan keamanannya dalam mengurangi gejala dismenore primer. DLBS1442 aman dan dapat digunakan pada wanita dengan sindrom pramenstruasi dan/atau dismenore.
Komposisi: Setiap kapsul mengandung: Fraksi Bioaktif DLBS1442 Phaleria macrocarpa 100 mg. Kegunaan: Membantu meringankan nyeri saat menstruasi. Perhatian dan pencegahan Hanya digunakan atas rekomendasi dokter. Selama perawatan, konsultasi dengan dokter secara berkala. Efek samping Tidak ada efek samping yang dilaporkan. Aman jika dikonsumsi sesuai anjuran. Kemasan dan nomor registrasi Box, 5 strip @ 6 kapsul, POM TR. 152 300 481
Apa itu Dismeno? Dismeno adalah obat yang diresepkan untuk pasien dismenore termasuk penderita endometriosis. Dismeno mencegah perkembangan endometriosis dengan memberikan aktivitas farmakologis dengan mengatur penurunan reseptor estrogen dan mengatur peningkatan reseptor progesteron, mengatur penurunan ekspresi cPLA2, COX-2, dan PGE2, serta mencegah proliferasi pada jaringan endometrium.
Kontraindikasi pemakaian Dismeno Anda tidak seharusnya menggunakan Dismeno, jika Anda memiliki alergi terhadap satu atau lebih komponen di dalamnya.
Bagaimana anjuran pemakaian Dismeno? Dismeno harus dikonsumsi 3 kali sehari, tetapi dapat disesuaikan menurut petunjuk dokter. Dismeno dapat dikonsumsi sebelum atau sesudah makan. Ambil kapsul dengan segelas air.
Apa yang terjadi jika dosisnya terlewat? Jika dosis Dismeno terlewat, ambil dosis yang terlewat segera setelah Anda ingat. Jangan hiraukan dosis yang sudah terlewat, jika telah mendekati waktu penggunaan dosis selanjutnya. Jangan mengambil obat ekstra untuk mengganti dosis yang terlewat.
Apa yang harus saya lakukan selama mengkonsumsi Dismeno? Cobalah berolah raga secara teratur, jagalah kadar lemak dalam tubuh tetap rendah, dan hindari asupan alkohol dan minuman berkafein dalam jumlah besar.
Efek samping Dismeno Tidak ada efek samping yang dilaporkan saat uji toksikologi dan uji klinik. Dismeno dianggap aman jika dikonsumsi sesuai dosis yang dianjurkan. Jika Anda mengalami efek samping yang mungkin disebabkan oleh Dismeno, segera hubungi dokter Anda.
Interaksi Dismeno dengan obat lain Dismeno tidak berinteraksi dengan obat lain.
Apa yang harus saya katakan pada dokter/apoteker saya? Selalu beritahu dokter / apoteker jika anda mengkonsumsi obat lain atau suplemen makanan. Selalu beritahu dokter / apoteker jika anda memiliki alergi. Wanita harus memberitahu dokter / apoteker mereka jika sedang hamil atau berencana hamil.
Bagaimana kondisi penyimpanan yang diperlukan bagi Dismeno?
Dismeno harus disimpan pada suhu di bawah 30°C.
Dismeno telah terdaftar dan dipasarkan di Indonesia. Saat ini Dismeno sedang dalam proses registrasi di beberapa negara lain. Tujuan kami adalah untuk memungkinkan pasien secara global memiliki akses terhadap Dismeno. Apabila anda tertarik untuk bekerjasama dengan kami, silahkan untuk mengakses halaman Mitra Kerja atau menghubungi kami secara langsung. |