Kekayaan hayati Indonesia yang sangat besar, merupakan sumber bahan baku aktif obat yang potensial. PT. Dexa Medica melalui fasilitas produksi Fraksi Bioaktif DLBS (Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences) yang telah memiliki ijin industri IEBA (Industri Ekstrak Bahan Alam) siap memproduksi bahan baku aktif obat dan memproduksi obat-obatan dari bahan alam asli Indonesia.
Obat-obatan produksi DLBS, PT. Dexa Medica yang telah dipasarkan antara lain: Inlacin (sebagai pengobatan diabetes secara oral), Redacid (untuk penderita gangguan lambung, gastroprotector), Vitafem Free Me (untuk penderita Premenstrual Syndrome-PMS), Phalecarps (untuk penderita Kanker Payudara), Disolf (sebagai anti-trombosis dan trombolitik), dan Dismeno (untuk penderita endometriosis).
Presiden Direktur PT. Dexa Medica, Ir. Ferry Soetikno, MSc., MBA menjelaskan fasilitas Produksi Fraksi Bioaktif DLBS, PT. Dexa Medica mampu memproduksi bahan baku aktif obat herbal dalam bentuk Fraksi Bioaktif. “Ini perusahaan farmasi pertama di Indonesia yang memproduksi bahan baku aktif obat herbal dalam bentuk Fraksi Bioaktif,” katanya dihadapan Menteri Ristek, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI., Bapak Prof. H. Mohamad Nasir, Ph.D., Ak. di Gedung DLBS, PT. Dexa Medica, Kawasan Industri Jababeka II, Cikarang, Jawa Barat, pada Kamis, 29 Januari 2015.
Sebagai negara dengan keanekaragaman hayati terbesar kedua di dunia, maka bahan alam Indonesia dapat dijadikan sebagai sumber bahan baku obat yang potensial. “Namun demikian diperlukan sejumlah persyaratan seperti keharusan memiliki keunggulan di bidang riset obat herbal,“ Ferry Soetikno menegaskan.
Fasilitas produksi DLBS-PT. Dexa Medica diresmikan oleh Menteri Kesehatan RI. pada 20 Agustus 2013, telah memenuhi persyaratan Industri Ekstrak Bahan Alam (IEBA) sebagaimana yang terdapat pada Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 006 Tahun 2012, tentang Industri dan Usaha Obat Tradisional.
“Kami sangat bangga dan memberikan apresiasi yang tinggi, dimana pada hari ini, Kamis, 29 Januari 2015, Kementerian Riset, Teknologi dan Pendidikan Tinggi RI. memberikan kepercayaan kepada kami untuk menjalin kerjasama riset, sekaligus meningkatkan sinergi antara pemerintah dan industri farmasi swasta Nasional.” seperti yang disampaikan oleh Presiden Direktur Ferry Soetikno.
Penandatangan Kerjasama antara PT. Dexa Medica dengan Kementerian Riset, Teknologi dan Perguruan Tinggi RI. dilakukan oleh Ir. Hari Purwanto, MSc, DIC dan Ir. Ferry Soetikno, MSc, MBA. Sedangkan Penandatangan Kerjasama antara PT. Dexa Medica dengan Kedeputian Bidang Relevansi dan Produktivitas dilakukan oleh Dr. Ir. Agus Puji Prasetyono, M.Eng dan Dr. Raymond Tjandrawinata, MBA, PhD, FRSC pada 29 Januari 2015 di Gedung DLBS, PT. Dexa Medica, Cikarang, disaksikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi RI.
Aplikasi Bioteknologi & Penemuan Obat Bahan Alam
Executive Director DLBS, Dr. Raymond R. Tjandrawinata, MBA, PhD, FRSC menjelaskan bahwa DLBS memiliki komitmen dalam pencarian obat baru dengan sejumlah keunggulan antara lain;
1. Menggunakan Biodiversitas Indonesia
2. Menggunakan prinsip farmakologi modern dengan pendekatan Biomolekular untuk mencari obat-obat baru
3. Melakukan uji klinik untuk melengkapi medical-evidence sesuai prinsip Good Clinical Practice (GCP) dan melakukan uji pada hewan coba secara etis sesuai dengan sertifikasi AAALAC (Association for Assessment and Accreditation of Laboratory Animal Care) International yang diterima oleh DLBS.
4. Sarat dengan muatan Intellectual Property Right (HaKI)
5. Memproduksi bahan baku obat herbal sesuai CPOTB-IEBA (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik- Industri Ekstrak Bahan Alam), dan memenuhi persyaratan internasional lainnya, seperti; ISO22000 dan HACCP (Hazard Analysis and Critical Control Points).
“Bahan baku obat yang dihasilkan oleh fasilitas produksi di DLBS ini merupakan hasil riset sendiri yang berasal dari biodiversitas Indonesia. Dimulai dari penelitian biomolekuler, percobaan farmakologi hewan hingga uji klinis pada pasien-pasien di berbagai kota di Indonesia,” urai Raymond R. Tjandrawinata.
Fasilitas produksi yang dimiliki DLBS telah melalui proses yang tervalidasi dalam sistem produksi dengan dukungan teknologi modern, telah tersertifikasi dengan nilai A oleh Sistem Jaminan Halal (SJH) LPPOM-MUI, AAALAC International, sertifikasi ISO 22000 (Sistem Manajemen Keamanan Pangan) dan HACCP. Sedangkan fasilitas produksi produk jadi DLBS dibuat di fasilitas produksi PT Dexa Medica yang memiliki CPOTB (Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik), ISO 9001:2008, dan ISO 14001:2004.
Raymond R. Tjandrawinata menambahkan bahwa periset di DLBS mempelajari kandidat bahan aktif obat herbal dari aspek kimia dan biologi secara molekular melalui sebuah proses yang disebut TCEBS (Tandem Chemistry Expression Bioassay System). “TCEBS merupakan suatu metodologi penyaringan yang sistematis untuk menemukan kandidat yang paling aktif dan berpotensi untuk menjadi obat, diikuti sistem bioassay yang memanfaatkan teknik ekspresi gen dan protein array,” jelasnya.
Keberhasilan DLBS, PT. Dexa Medica memproduksi bahan baku aktif obat herbal ini, sekaligus ikut mendukung program pemerintah dalam hal Kemandirian Bahan Baku Obat Nasional. Selain itu, momentum ini juga memberikan nilai tambah bagi Indonesia karena bahan baku aktif obat herbal yang diproduksi oleh DLBS telah dipatenkan tidak hanya di Indonesia, namun juga di dunia internasional lewat skema Patent Cooperation Treaty.
Produk-Produk DLBS
Sejumlah produk unggulan DLBS yang telah dipasarkan antara lain; Inlacin, Redacid, Dismeno, Vitafem Free Me, Phalecarps, dan Disolf.
Inlacin adalah obat oral anti-diabetes untuk pasien yang menderita Diabetes tipe 2. Inlacin bekerja dengan menurunkan resistensi insulin dan meningkatkan asupan glukosa oleh sel-sel. Inlacin, yang mengandung Fraksi Bioaktif DLBS3233 dikembangkan dari Lagerstroemia speciosa dan Cinnamomum burmannii, yang bekerja meningkatkan sensitivitas asupan glukosa dan insulin. Selama pengujian klinis, Inlacin menunjukkan kemampuan dalam mengontrol kadar gula darah, insulin, lipoprotein (seperti High Density Lipoprotein (HDL), Low Density Lipoprotein (LDL)), trigliserida, dan kadar kolesterol total.
Redacid untuk membantu meringankan gangguan pada lambung dengan mengurangi asam lambung dan berfungsi sebagai gastroprotector. Redacid mengandung Fraksi Bioaktif DLBS2411 yang difraksionasi dari herba Cinnamomum burmannii. Redacid bekerja dengan menghambat aktivitas enzim H+/K+ ATPase, yaitu enzim yang bertugas meregulasi proton pump dalam perut. Penghambatan terhadap enzim tersebut akan mengurangi sekresi asam lambung yang berlebihan. Redacid merupakan pilihan efektif bagi pasien yang memiliki gangguan lambung.
Dismeno yang mengandung Fraksi Bioaktif DLBS1442 yang dikembangkan dari fraksi Phaleria macrocarpa, bekerja dengan meregulasi reseptor estrogen dan progesteron, menurunkan regulasi gen inflamasi dan mencegah proliferasi pada jaringan endometriosis, yang secara efektif dapat mengatasi endometriosis. Dismeno juga dapat mengurangi nyeri menstruasi yang ditimbulkan oleh endometriosis (dismenore sekunder).
Vitafem Free Me mengandung Fraksi Bioaktif DLBS1442 yang diindikasikan untuk wanita yang mengalami Premenstrual Syndrome (PMS). Premenstrual syndrome dikarakterisasi dengan munculnya gejala emosi tidak stabil, sakit pinggang, dan sakit kepala selama fase sebelum terjadinya menstruasi. Fraksi Bioaktif DLBS1442 dapat menurunkan rasa nyeri yang muncul sebelum dan selama menstruasi.
Phalecarps yang mengandung Fraksi Bioaktif DLBS1425 telah dikembangkan dari fraksi Phaleria macrocarpa untuk mengobati kanker payudara. Dengan kemampuannya sebagai anti-proliferatif, anti-inflamasi, dan anti-angiogenik, Phalecarps secara farmakologi baik untuk pengobatan kanker payudara.
Disolf yang mengandung Fraksi Bioaktif Protein DLBS1033 telah dikembangkan dari Lumbricus rubellus digunakan pada pasien aterosklerosis. Disolf memiliki kemampuan sebagai anti-trombosis dan trombolitik. Mekanisme anti-trombosis melalui aktivitas fibrinogenolitik dan anti-agregasi platelet. Mekanisme trombolitik melalui aktivitas lisis pembekuan darah dan aktivitas fibrinolitik. Selain itu, Disolf juga dapat menstabilkan plak pada dinding pembuluh darah sehingga dapat mencegah stroke. Corporate Communications