Farid Nila Moeloek (FNM) Society menggelar webinar bertajuk "Pemanfaatan Herbal dalam Meningkatkan Imunitas dalam Pandemi COVID-19". Diskusi yang dihadiri para pakar di bidang kesehatan itu menyimpulkan bahwa sudah saatnya Obat Modern Asli Indonesia (OMAI) masuk dalam kurikulum pendidikan kedokteran.
"Bagaimana OMAI ini akan dapat dipakai masyarakat kita, dalam hal ini kita harus berjuang untuk memasukkan ke kurikulum pendidikan kedokteran," ungkap Menteri Kesehatan periode 2014-2019 yang juga Ketua FNM Society, Prof Nila F Moeloek dalam diskusi daring tersebut, Minggu (14/2/2021).
Acara ini menghadirkan pembicara yakni pakar Farmakologi Molekuler yang juga Executive Director of Dexa Laboratories of Biomolecular Sciences (DLBS), Dr Raymond Tjandrawinata dan juga Ketua Satgas COVID-19 Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), Prof. Dr. Apt. Keri Lestari.
Dr Raymond menyatakan, di Indonesia sudah banyak obat yang dikembangkan dari bahan herbal. Di antara obat-obatan berbahan alam, ada yang telah teruji klinis sebagai imunomodulator yang dikembangkan dari tanaman meniran hijau (Phyllanthus niruri).
"Meniran ini ternyata aktif terhadap berbagai macam patogen. Sehingga baik spesific maupun non-spesific immune system, bisa naik menggunakan tanaman dari asli Indonesia ini," papar Dr Raymond.
Tanaman meniran telah melalui uji klinis untuk berbagai penyakit, salah satunya untuk pasien TBC. Dr Raymond kemudian mengatakan, akan dilakukan uji klinis terhadap meniran untuk virus SARS-COV-2. Dr Raymond menunjukkan salah satu artikel dari jurnal Medicine mengenai study protocol clinical trial dari Phyllantus Niruri untuk pengobatan infeksi virus SARS-COV-2 gejala ringan hingga sedang.
"Banyak sekali obat herbal di Indonesia. Penggunaan yang sudah diuji klinis, salah satunya adalah meniran, kenapa kita nggak gunakan itu? Pastinya para petani juga akan sejahtera karena dibeli bahan bakunya. Kita menunggu kejayaan Obat Modern Asli Indonesia," tutur Dr Raymond.
Pada kesempatan yang sama, Prof Keri memaparkan berbagai tanaman yang diketahui mampu menigkatkan daya tahan tubuh. Beberapa tanaman itu ada yang diolah menjadi minuman pula, selain menjadi suplemen kesehatan.
Prof Keri juga mengingatkan, ada pula obat-obatan herbal yang diimpor, namun perlu diketahui apakah obat-obatan tersebut telah melalui uji klinis atau belum. Selain itu masyarakat juga harus memperhatikan apakah obat herbal impor telah mendapat izin Badan POM atau belum.
"Saya sepakat yang disampaikan Pak Raymond, mari kita manfaatkan obat herbal Indonesia untuk meningkatkan daya tahan tubuh kita di masa pandemi ini. Dengan memakai obat herbal Indonesia, kita juga turur meningkatkan perekonomian," ujar Prof Keri.